Dinding Bata Merah (Kisah Horor Bagian 1): LDKS OSIS SMA Negeri 11 Surabaya 2022


Kisah horor dinding bata merah ini dialami oleh dua siswi dalam satu tim yang menyusuri pos 2 ke pos 3 saat kegiatan jelajah malam. Bisa dianggap jurit malam atau jelajah malam ini merupakan acara yang paling ditunggu karena dianggap mendebarkan dan paling menguji nyali peserta latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) OSIS SMA Negeri 11 Surabaya yang berlangsung hari Sabtu dan Minggu tanggal 19-20 November 2022 di sebuah tempat outbound di Trawas, Mojokerto.

Dinding Bata Merah 
Kejadiannya di pos 2 menuju pos 3, track jelajah sebenarnya lurus saja tidak ada belokan sama sekali. Hanya memang paling gelap karena semak belukar yang tinggi. Cahaya hanya mengandalkan terang gemintang di langit dan pencahayaan lilin yang dibawa peserta. Selain itu jalanan menurun dan sangat licin, peserta harus hati-hati. Di tengah situasi semacam itu ditambah rasa lelah yang terakumulasi sejak pagi, dua peserta ini mengalami kejadian aneh 

Pak Ghofur yang saat itu berjaga di antara pos 1 dan pos 2, bergerak menuju pos 3 karena ada laporan 5 tim terpeleset karena ada satu jalan yang agak curam dan licin. Saat bergerak dari pos 2 menuju pos 3, bertemu 1 kelompok peserta berisi 2 siswa perempuan yang berjalan kembali ke pos 2. Saat papasan mereka berkata: "Pak, jalannya buntu!" 
Spontan Pak Ghofur menjawab: "jalan lurus saja kok bisa buntu? Ini lurus saja nanti di ujung jalan ketemu Pos 3."
"Bener, Pak. Saya mentog ketemu dinding bata merah. Ya, kan?!" Dia memastikan sambil menoleh pada teman di sebelahnya.
"Iya, Pak. Jalannya memang buntu, ada dinding bata, Pak. Jadi kami balik." Sahut temannya.
"Ya sudah, ayo bareng Pak Ghofur"
Ketiganya berjalan bersama-sama. Dua siswi tadi sambil mencari-cari tembok atau dinding bata merah yang mereka temui sebelumnya.
"Di maana kalian temui dinding bata merah?" Tanya Pak Ghofur sambil berjalan.
"Lah iya, tadi di sekitar sini, Pak. Kok sekarang nggak ada ya?"
Lalu mereka bertiga meneruskan perjalanan menuju pos 3.

Sesampainya di Pos 3, mereka berdua istirahat untuk melapor di petugas, semntara Pak Ghofur melanjutkan pengecekan track jalur yang menyebabkan banyak peserta terpeleset jatuh karena curamnya. Setelah selesai pengecekan dan memberikan saran jalan alternatif pada Pak Shomad yang mengawal petugas Pos 3, lanjut menuju Pos 4 yang relatif tidak ada masalah kecuali pada tanjakan terjal. Menurut penuturan Pak Andaru dan Pak Edi yang mengawal tempat tersebut, beberapa terpeleset di jalur bebatuan daripada jalur tanah. 
......

Perubahan Rencana 
Jelajah malam disiapkan oleh panitia siswa secara matang sebelum keberangkatan. Aisy sebagai tim acara berkomunikasi intens dengan Pak Ghofur. Banyak perubahan teknis yang dilakukan untuk mematangkan konsep dan teknisnya. Semula hanya 1 panitia siswa yang berada di tiap pos dan tim guru mobile berkeliling. Bisa dibayangkan dalam kondisi sesulit itu hanya 1 siswa/i yang berjaga. Jumlah pos ada 6 plus titik keberangkatan. 

Lalu direvisi menjadi 5 pos dengan tiap pos dua siswa dan satu guru serta hanya Pak Ghofur yang keliling. Medan jelajah tergolong lengkap, dataran, turunan, dan tanjakan ada semua. Parahnya, kesan angker sangat kerasa. Selain pepohonan ada juga semak belukar tinggi melebihi tinggi orang dewasa, ada juga tegalan dan persawahan. Meskipun track jelajah terhitung pendek, hanya 30 menit berjalan kaki secara normal, tapi estimasi waktu yang dibutuhkan sekitar 120 menit. 

Jelajah malam berakhir sesuai rencana yang berakhir pukul 01.00 dinihari dan di pos terakhir Pak Ghofur memberikan evaluasi dengan meminta peserta mengungkapkan terkait yang dialami oleh peserta dan panitia. Kejadian aneh atau kejadian yang tidak menguntungkan menimpa siswa dijelaskan. Bahwa seringkali rasa capek menurunkan konsentrasi, butuh fokus dan kehati-hatian melewati semua kesulitan. Termasuk ketika bersinggungan dengan penghuni alam lain. Ada etika yang patut diketahui dan dijalank saat berada di daerah baru atau asing yang tak dikenal. Jelajah malam butuh ketahanan fisik dan mental yang lebih agar bisa sampai tujuan akhir. Jelajah atau jurit malam melatih peserta agar tetap fokus, hati-hati, dan berani di tengah rasa letih dan kantuk yang menyerang.

Pada akhirnya, cerita horor bagian 1 di LDKS OSIS SMA Negeri 11 Surabaya ini sebenarnya tidak horor-horor amat dan itu patut disyukuri oleh semua yang terlibat. Semua selesai dalam keadaan selamat. 🙂🙂

Komentar